Sejarah Kota Bandung

Mitos yang beredar di masyarakat Bandung kala itu adalah bahwasanya nama “Bandung” diambil dari dua buah kendaraan air yang digunakan oleh Bupati Bandung bernama Wiranatakusumah II yang berjalan berdampingan. Kendaraan tersebut dinamakan perahu Bandung. Perahu Bandung dipakai untuk berlayar diatas Ci Tarum (yang dalam bahasa Sunda Ci = Cai = Air = Sungai). Pelayaran ini dilakukan untuk mencari sebuah kabupaten yang baru untuk menggantikan kabupaten yang lama yaitu Dayeuhkolot.
Bandung adalah kota terbesar di wilayah Propinsi Jawa Barat dan menjadi Ibukota Propinsi. Sekarang ini kota Bandung merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya dan Medan.

Ada beberapa julukan untuk kota bandung yaitu :

1.    Kota Kembang


Ada seorang sejarawan yang bernama Haryoto Kunto yang menjadi penulis sebuah buku dengan judul “Wajah Bandoeng Tempo Doeloe” memberikan penjelasan arti dari nama kembang yang dimaksudkan adalah Kembang Dayang. Di dalam bahasa Sunda Kembang Dayang artinya Pekerja Seks Komersial (PSK) atau Wanita Tuna Susila (WTS). Peristiwa yang terjadi pada tahun 1896 menjadi awal mula julukan kota kembang. Saat itu seorang pengurus besar perkumpulan pengusaha perkembunan gula yang bernama Van De Vereninging Van Suikerplanters yang awalnya berkedudukan di Surabaya memilih menyelenggarakan kongresnya yang pertama di kota Bandung.

Baca Juga :
Mengenal Kota Padang Dan Perkembangannya
Sejarah Kota Medan

Panitia kongres saat itu yang bernama Tuan Jacob mendapat sebuah masukan dari Meneer Schenk untuk menyediakan “kembang-kembang” dalam bentuk “noni cantik” blesteran Indo-Belanda yang didatangkan dari wilayah perkebunan Pasir Malang dengan tujuan menghibur para peserta kongres khususnya para para pengusaha-pengusaha gula tersebut. Sesudah kongres selesai dilaksanakan, banyak para tamu yang merasa puas atas penyelenggaraan acara tersebut. Kongres tersebut disebut-sebut sukses besar. Para peserta memberikan sebuah istilah di dalam bahasa Belanda yaitu “De Bloem Der Indische Bergsteden” yang diartikan bunga kota pegunungan Hindia Belanda. Dari peristiwa itulah maka muncullah sebuah julukan terhadap kota Bandung dengan nama kota kembang.

2.    Parijs van Java

Seorang penulis bernama Entin Supriatin di dalam bukunya berjudul Daritapun Dapat Ditaklukkan, menyebutkan bahwa Bandung dikenal dengan sebutan Parijs van Java atau Parisnya Pulau Jawa. Buku ini diterbitkan oleh Mitra Media Pustaka di Bandung pada tahun 2006. Sebenarnya sebutan Parijs van Java atau Parisnya Pulau Jawa bukanlah muncul dari keindahan kota Bandung, akan tetapi sebenarnya sebutan itu bukanlah tepat sepenuhnya.

Yang benar bahwasanya sebutan tersebut ada karena saat itu terdapat banyak sekali toko – toko di jalan Braga yang menjual berbagai macam produk terutama pakaian yang diproduksi di Paris. Salah satu toko yang terkenal adalah toko yang menjual berbagai macam produk gaun untuk para wanita yaitu Modemagazinj “au bon Marche”. Selain itu juga terdapat restoran yang sangat digemari oleh para pengusaha dari Eropa khususnya Hindia Belanda yaitu Maison Bogerijen. Nah dari situlah, kemudian muncul julukan baru untuk kota Bandung yaitu Parijs van Java.

3.    Kota Belanja

Sebutan kota belanja memang layak disematkan pada kota ini. Sebab di kota ini banyak sekali factory outlet (FO) dann juga mal – mal yang memanjakan para pengunjung untuk berwisata belanja. Pantas jika pada tahun 2007, British Council memilih kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatis di kawasan Asia Timur. Sekarang ini Bandung adalah salah satu tujuan utama untuk berwisata dan juga menempuh pendidikan bagi para mahasiswa perguruan tinggi.

Sejarah Singkat Kota Bandung

Sebenarnya pada sekitar tahun 1896 Bandung belumlah menjadi sebuah kota, akan tetapi saat ini masih berbentuk kampung. Hanya sekitar 29.382 orang saja penduduknya. Dari semua itu terdapat sekitar 1.250 orang yang berkebangsaan Eropa khususnya orang – orang Belanda.  Waktu itu Bandung masih berbentuk kampung biasa dan Jalan Braga bukanlah apa – apa dan belum terkenal seperti sekarang.

Sejak kolonial Belanda menduduki wilayah Bandung, maka gubernur jendral Hindia Belanda saat itu yang bernama Herman Willem Daendels mengeluarkan sebuah keputusan dalam bentuk surat pada tanggal 25 September 1810 yang memerintahkan untuk membangun wilayah tersebut khususnya dalam hal sarana dan prasarana pendukungnya agar berkembang. Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka hari itu dijadikan sebagai hari jadi kota bandung sampai dengan saat ini. Bandung meningkatkan statusnya menjadi sebuah kota secara resmi pada tanggal 1 April 1906 melalui “status gemeente (kota)” yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz.

Luas wilayah Kota Bandung saat itu adalah kurang lebih 900 ha. Kamudian pada tahun 1949 luas wilayah bertambah dari 900 ha menjadi 8.000 ha dan sekarang luasnya sudah bertambah sampai seluas sekarang ini.Pada tanggal 24 Maret 1946 saat terjadi perang kemerdekaan, kota bandung dibakar oleh para pejuang kemerdekaan dengan tujuan agar Bandung tidak dikuasai oleh tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda sebab saat itu dikabarkan bahwa Bandung akan dijadikan markas strategis oleh mereka. Peristiwa ini dikenal dengan nama “Bandung Lautan Api” dan diabadikan dalam sebuah lagu yang berjudul “Halo – Halo Bandung”.

Demikianlah postingan / artikel saya kali ini tentang “Sejarah Kota Bandung”. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan kita bersama dan dapat memetik pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang diterangkan didalamnya. Sampai bertemu lagi di postingan berikutnya. Salam










EmoticonEmoticon