Menguak Tabir Kedigjayaan Gunung Tambora

Gunung Tambora, sebuah gunung yang menjadi bagian dari Busur Sunda yang membentuk pantai selatan kepulauan Indonesia. Sejak letusan terakhirnya pada tahun 1815, tercatat sangat sedikit gejala-gejala keaktifan yang diperlihatkan oleh gunung yang terletak di Nusa Tenggara Barat ini. Tertidurnya Tambora selama berabad-abad membuat gunung ini mendapat julukan sebagai The Sleeping Giant atau Raksasa Yang Tertidur. Waktu yang lama untuk beristirahat membuat perut Tambora terisi penuh cairan magma.

Image by : wikipedia.com

Letusan hebat Tambora di tahun 1815 diperkirakan lebih dahsyat dari ledakan Gunung Krakatau yang terjadi di tahun 1883. Kala itu semburan material perut Gunung Tambora menyebabkan penyimpangan iklim global di muka bumi akibat luasnya sebaran sulfur. Dahsyatnya letusan Tambora membuat temperator normal di duniapun berkurang drastis 0,4 hingga 0,7 derajat celcius menjadikan bumi tanpa musim panas selama bertahun-tahun.

Baca Juga :
Mengenal Kabupaten Ende Melalui Sejarah dan Daya Tariknya
Sejarah Kabupaten Bekasi dan Perkembangannya Hingga Sekarang

Pada masa itu banyak korban jiwa berjatuhan, kegagalan panen karena tertutupnya matahari oleh sebaran abu menyebabkan bencana kelaparan dimana-mana. Tak terhitung berapa banyaknya korban akibat tersapu awan panas letusan Tambora. Ledakan maha dahsyat Gunung Tambora turut menghilangkan sebuah kebudayaan yang terlahir di sisi gunung tersebut sejak dahulu. Sepenggal pertanyaan kemudian menyeruak yakni peradapan seperti apakah yang terkubur dalam letusan gunung sebegitu dasyatnya itu.

Pada tahun 2004, Direktorat Vulkanologi Indonesia bekerja sama dengan tim dari Universitas North Island dan Universitas North Corolina dari Amerika Serikat berhasil menemukan sebuah kebudayaan yang hilang dan musnah akibat letusan Gunung Tambora di tahun 1815. Lokasinya berada 25 km sebelah barat Kaldera Tambora saat ini. Dengan menggunakan teknologi canggih yang sanggung menembus tebalnya lapisan abu vulkanik Tambora, tim peneliti menemukan hal yang mengejutkan.

Tulang-belulang manusia dan mesukiman yang hangus akibat letusan Gunung Tambora. Artefak yang ditemukan oleh tim peneliti sebagian merupakan benda dari perunggu, seakan memberi sebuah kesimpulan bahwa pemukiman tersebut bukanlah pemukiman rakyat biasa, melainkan sebuah kerajaan. Sebuah bukti menunjukkan Kerajaan Dompu di Pulau Sumbawa adalah satu dari enam kesultanan yang memiliki peranan penting dalam sejarah kerajaan nusantara. Sumpah Palapa yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada pun seakan menegaskan hasyarat majapahit untuk menginginkan wilayah Dompu berada di bawah kekuasaannya.

Dari keenam kerajaan tersebut, ada tiga kerajaan yang terletak di sisi Gunung Tambora yaitu Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar. Dan ketiga kerajaan inilah yang diperkirakan musnah akibat letusan Tambora. Musnahnya tiga kerajaan di sisi Tambora inipun mengingatkan kita akan cerita kota Romawi Kuno yaitu Pompe yang juga musnah akibat letusan dashyat gunung berapi. Kerajaan Tambora dahulu dikenal sebagai Kerajaan Kakelu.

Robert Pires, seorang penulis asal portugal mencatatkan kerajaan Kakelu di dalam bukunya berjudul Suma Oriental. Buku ini adalah sebuah naskah yang berisi informasi tentang kehidupan di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara pada abad ke 16. Namun sayang tidak semua penemuan dapat didokumentasikan atau diselamatkan untuk penelitian selanjutnya. Warga sekitar Tambora yang menemukan penemuan-penemuan tersebut, kini lebih memilih untuk menjual artefak ini kepada kolektor asing yang justru akan memutus rantai penemuan yang lebih besar.

Dari tiga kerajaan yang terkena semburan panas letusan Gunung Tambora, ada satu kerajaan yang tidak menghilang sepenuhnya yaitu Kerajaan Sanggar. Pusat ibukota Kerajaan Sanggar yang kini menjadi sebuah kecamatan dapat disebut sebuah artefak hidup dan saksi kebudayaan yang hampir punah. Disini kita masih dapat menemukan rumah panggung layaknya pemukiman yang ditemukan terkubur disisi Gunung Tambora. Beberapa makam kerajaan dapat dijadikan petunjuk awal penemuan berikutnya. Posisi dari Kerajaan Sanggar yang berada dekat dengan pantaipun meninggalkan sebuah benteng pertahanan yang masih berdiri dengan tegak menghadap ke laut lepas.

Peradapan menjadi sebuah jejak sejarah dan kebudayaan manusia yang terus berkembang perlahan tapi pasti menuju masa depan. Beragam penemuan peninggalan masa silam seakan memberi jawaban dari pertanyaan dari sebuah rahasia yang harus diungkap. Menghilangnya peradapan dari beberapa kerajaan yang ada disisi Gunung Tambora memberikan sebuah gambaran kepada kita betapa dekatnya kehidupan kita dengan kekuatan alam yang kapan saja dapat menyapa. Namun dengan kejadian tersebut dapatkah kita mengambil sebuah pelajaran untuk kehidupan kita saat ini serta anak cucu kita nanti.


Sumber : Rahasia Zaman Trans7


EmoticonEmoticon