Misteri Gunung Salak Yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Menyebut nama gunung salak pastinya anda langsung berfikir bahwa nama tersebut merupakan nama buah, ternyata bukan berasal dari nama buah. Sesungguhnya, salak berasal dari kata Sangsekerta yaitu salaka yang berarti perak. Gunung yang merupakan gunung api strato tipe A ini tercatat pernah beberapa kali meletus sejak tahun 1600 an. Rangkaian letusan yang terjadi antara tahun 1668 hingga 1699 lalu tahun 1780, 1902 hingga 1903, 1905 dan terakhir meletus pada tahun 1938.

Image : flickr.com

Percaya atau tidak, menurut masyarakat Sunda Wiwitan yang banyak menempati daerah sekitar gunung tersebut, Gunung Salak merupakan tempat yang dianggap suci karena dipercaya sebagai tempat lahir dari Prabu Siliwangi, pendiri Kerajaan Padjajaran. Karena dianggap keramat itulah tidak mengherankan jika sebagian besar sejumlah pendaki gunung kerap menemui para peziarah yang datang untuk berdoa memohon berkah kepada para leluhur.

Baca Juga :
Menguak Tabir Kedigjayaan Gunung Tambora
Fenomena Karst Gunung Kidul Yang Menakjubkan

Ada juga yang menyebutkan bahwa Gunung Salak merupakan lokasi tempat pernikahan antara manusia dan jin. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kita menyusuri jalan menuju puncak, terdapat beberapa situs pemujaan hingga 40 makam kuno keramat. Salah satunya yang dipercaya merupakan makam Mbah Gunung Salak. Selain itu, kabarnya karena keangkeran Gunung Salak, saat menjajah Indonesia Belanda menyimpan harga seperti emas disana.

Sehubungan dengan proses korban evakuasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 Sabtu 12 Mei Pagi, sejumlah pemuka masyarakat Cipelang Cijeruk didatangkan ke lokasi. Bersama mereka dibawa pula nasi tumpeng dengan menu khusus petai bakar dan ikan pedak atau ikan kembung bakar. Nasi tumpeng dan sesajen tersebut akan dibawa ke puncak yang disebut puncak manik untuk diadakan ritual dan doa.

Menurut pengasuh pondok pesantren Nurul Huda Cijeruk, yakni KH. Marsya Abdullah, saat itu tumpengan dilakukan karena upaya sudah berhari-hari, tapi jasad para korban belum bisa dievakuasi semua. Dikhawatirkan masih ada yang diselimuti ghoib. Selain itu ritual ternyata juga dilakukan atas permintaan keluarga korban.

Sejak awal doa-doa sudah dipanjatkan agar tim penyelamat selamat karena mengingat seorang wartawan salah satu media yang sedang meliput diduga sempat disesatkan makhluk ghaib Gunung Salak. Gunung salak memiliki medang yang sulit dilewati para pendaki gunung. Apalagi di jalur yang biasa dilewati para pendaki jarang ditemukan cadangan air. Gunung Salak juga memiliki jurang-jurang yang tergolong terjal dengan kedalaman berkisar 100 hingga 400 meter.

Banyak lereng di Gunung Salak terdapat batuan besar akibat dari letusan tahun 1699. Pada bulan April tahun 1987 silam, tujuh orang siswa sekolah teknik mengengah atau STM pembangunan Jakarta Timur ditemukan tewas di Curug Orok yang memiliki kedalaman 400 meter di punggung gunung setelah terperosok ke jurang. Pada tanggal 7 Juli 2007, enam orang pelajar dari sekolah menengah pertama 67 Jakarta Selatan ditemukan tewas di kawah Gunung Salak yang disebut Kawah Ratu karena menghirup gas beracun.

Ternyata selain banyak mitos seputar Gunung Salak yang telah terdengar secara turun menurun pada warga sekitar gunung tersebut, ada juga fakta tentang kawasan kawah ratu yang sangat terkenal rawan. Dari kawah tersebut tiba-tiba saja bisa keluar awan belerang yang mematikan karena dapat meracuni paru-paru. Oleh karena itu Kawah Ratu disebut-sebut sebagai kawasan yang haram untuk dilintasi. Selain itu sumber sulfur dan belerang disana juga berupa kubangan yang panas dan mendidih.

Karena saat berbahaya itu juga kabarnya tidak ada pesawat yang berani melintas secara tegak lurus melewati kawasan Kawah Ratu. Sejak tahun 2002 hingga hingga 2012 tercatat tujuh kali musibah kecelakaan pesawat terbang di Gunung Salak dan sekitarnya. Cuaca di puncak Gunung Salak dikenal sering berubah secara drastis dan ekstrem. Walau awalnya tampak Matahari bersinar terik, namun tiba-tiba dapat turun hujan disertai kabut.

Kondisi inilah yang sering membahayakan bagi para Pendaki Gunung Salak. Apalagi di puncak gunung seringnya terjadi kabut tebal secara mendadak tentunya akan mempengaruhi penerbangan pesawat. Alasan-alasan tersebut membuat Pesawat jenis komersil jarang melintas di atas Gunung Salak. Sehingga biasanya yang melintas hanyalah helicopter atau pesawat militer. Cuaca berkabut jugalah yang disebut-sebut mungkin menjadi salah satu faktor kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100   

 


EmoticonEmoticon