Seni Bali Begitu Mempesona, Luar Biasa dan Sudah Diakui Dunia

Jika orang Ambon identik terlahir memiliki talenta suara yang merdu, maka di Bali seolah masyarakatnya terlahir memiliki jiwa seni yang tinggi dan begitu beragam. Itulah mengapa ketika kita mengunjungi Pulau Dewata nuansa seni begitu terasa. Tentu ada alasan mengapa kesenian di Bali tidak pernah mati dan bahkan seolah sudah mendarah daging. Selain dianugerahi Surga Bahari nan menawan, Bali juga memiliki pesona seni dan budaya yang sudah hidup sejak abad ke-8 Masehi.

Image by : flickr.com

Beragam kesenian hadir dan menjadi bagian dalam aktivitas keagamaan sekaligus menjadi daya tarik wisata yang mengagumkan. Dari mulai seni tari, seni patung, seni lukis, dan beraneka jenis kesenian lainnya. Tersebutlah UBUD, sebuah kecamatan di Kabupaten Gianyar yang yang menjadi saksi tumbuh kembangnya kesenian Bali. Di dalam penelusuran ke Pulau Dewata, maka akan timbul pertanyaan mengapa seni begitu melekat di wilayah Ubud. Ubud pun dikenal sebagai gudang seni, julukan yang selaras dengan paras wilayah yang berpopulasi sekitar 30 ribu jiwa ini.

Baca Juga :
Mengenal Kota Padang Dan Perkembangannya
Mengenal Kabupaten Ende Melalui Sejarah dan Daya Tariknya

Salah satu wujud kreasi seni yang mudah ditemukan dan terikat erat dengan Bali adalah patung yang menghias Pura. Tidak hanya sebagai pelengkap estetika bangunan, pada setiap wujud bangunan, ukiran dan karya tersimpan kandungan makna yang begitu kuat. Agama Hindu yang dianut oleh 85% masyarakat bali juga memacu perkembangan seni patung sekaligus memperluas mata pencaharian para seniman. Namun pengabdian kepada sang penciptalah yang membuat para seniman terus bersemangat untuk melestarikan kreasi seni ini.

Tidak hanya seni patung, Bali juga sangat terkenal dengan seni lukisnya. Berbicara tentang seni lukis Bali, maka nama Lootunduh tak bisa dikesampingkan, karena desa inilah yang tersohor dengan julukan kampung lukis. Bakat seni lukis lahir dan berkembang di desa seluas 627 hektar ini. Tak dipungkiri, pasang surut serta pergeseran gaya pernah terjadi akibat arus modernisasi. Tema budaya dan alampun beralih menjadi corak abstrak. Namun tingginya jiwa seni serta kuatnya pengaruh budaya dan lingkungan tak mampu melumpuhkan eksistensi seni lukis khas Bali.

Ternyata selain pengaruh adanya kerajaan, ketenteram wilayah selama masa kolonial juga berpengaruh dengan tumbuh suburnya seni di wilayah Ubud. Jika dicermati sebenarnya keahlian masyarakat dalam hal seni tidak hanya ditemukan di wilayah Ubud saja, tapi merata di setiap sudut Pulau Dewata. Lagi-lagi timbul sebuah pertanyaan, adakah unsur keturunan yang membuat seni begitu melekat pada masyarakat Bali? Hasil penelitian peraih hadiah nobel tahun 1981 dalam bidang medis Prof. Roger Wolcott Sperry melahirkan kesimpulan bahwa ilmuwan berotak kiri sedangkan seniman berotak kanan. Dimana kemampuan otak kanan dominan terjadi pada pengguna aktif tangann kiri.

Jika memang unsur keturunan tidak begitu dominan, lantas adakah semacam kultur keharusan bagi generasi penerus di Bali untuk melanjutkan tradisi yang telah membudaya ini? Menyelami setiap wujud seni akan membuat kita merasa semakin takjub. Seni yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan ritual agama. Seni yang juga dikagumi oleh seluruh bangsa di dunia. Dari peradaban tradisi seni di Bali lahir dan melalui keyakinan serta keteguhan hati, talenta seni terus tumbuh mendarah daging bahkan berkembang di masyarakat Bali. Tak pandang modernisasi hingga saat ini kita masih dapat menikmati sentuhan tradisi dan hasil karya seni Bali.


Sumber : Rahasia Zaman Trans7   



EmoticonEmoticon